GLOBOCAN 2012 Data WHO menunjukkan bahwa waktu Indonesia telah meninggal karena kanker serviks.
Sementara di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dari penyakit yang disebabkan oleh HPV (human papillomavirus).
Virus ini menyebar terutama melalui kontak seksual, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi itu juga bisa terinfeksi oleh gaya hidup yang tidak higienis.
Tapi apakah Anda tahu bahwa pada tahap awal hampir tidak ada gejala laporan bahwa mengendap penyakit dalam tubuh.
Sebaliknya, itu terdeteksi dini, seringkali perempuan dihukum stadium lanjut oleh dokter dan 90 persen dari wanita dengan kanker stadium lanjut yang memiliki harapan hidup kurang dari lima tahun.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Andi Darma Putra, SpOG (K) Onk, profesor kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran RSCM Jakarta, baru-baru ini.
Dia mengatakan bahwa HPV disimpan dalam tubuh dan tanpa memberikan gejala pada tahap awal untuk 3-20 tahun. Itulah sebabnya banyak wanita yang terdeteksi terlambat, menyebabkan kematian.
“Hampir 70 persen pasien yang datang ke saya tahap 2b sudah canggih. Hal ini wajar karena kanker biasanya tidak ada gejala awalnya, dan jarak dari infeksi HPV kanker bisa sampai 20 tahun, “kata dokter yang akrab disapa ADP,
HPV pikir itu menghilang sebenarnya berada di orang serangan kekebalan tubuh. Namun, lima persen dari populasi manusia tidak memiliki kekebalan, virus dapat bertahan dalam tubuh dan mempengaruhi sel-sel berkembang menjadi kutil kelamin atau kanker leher rahim.
“Pada saat infeksi awal, virus HPV sekali tidak ada gejala sehingga mungkin tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Kemudian, setelah 3-20 tahun, virus ini menjadi aktif dan merusak sel menjadi kanker, “kata Andy.
Tidak seperti kanker lainnya, menurut dokter Andi, lesi kanker serviks dapat dideteksi dini sehingga efek buruk dapat dihindari melalui tes Pap Smear bagi mereka yang telah melakukan hubungan seks dan vaksinasi.
“Karena kanker serviks biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, kami sarankan perempuan untuk smear secara teratur untuk lesi kanker nya dapat dideteksi dini. Jika untuk remaja yang tidak memiliki kontak seksual dapat divaksinasi untuk pencegahan kehidupan, “kata dokter Andi.
vaksin terhadap HPV sendiri merupakan protein yang mirip dengan human papillomavirus. genetik protein dimodifikasi kemudian disimpan dan dicampur dalam larutan air steril. Selain vaksinasi, memiliki gaya hidup sehat dan tidak mengubah mitra untuk menghindari risiko kanker serviks.